“Saya Adalah Indonesia”

Indonesia. Kata yang sering disebut baik diucapkan maupun dituliskan. Sering pula didengar dan dikumandangkan. Apakah yang mengucapkan, menuliskan, dan mendengarnya sudah benar-benar meresapi apa arti dan maknanya?! Sepertinya Indonesia sekarang hanyalah sekedar sebuah kata. Tak memiliki lagi arti ataupun makna. Semua sibuk dengan diri masing-masing dan tidak lagi mau mencoba untuk mengerti ataupun memahaminya. Begitulah Indonesia bila hanya sekedar sebuah nama. Siapakah Indonesia?!

Saya masih ingat sewaktu saya kecil, saya pernah bertanya lepada diri saya sendiri, “Apakah saya Indonesia?!”. Saya bertanya karena banyak sekali orang-orang di sekitar saya yang mempertanyakan hal itu kepada saya. Memang bila dilihat dari wajah dan juga keturunan, pasti banyak yang mempertanyakannya. Kasihan!!!

Kenapa saya mengasihani mereka yang mempertanyakan ini semua?! Bagi saya, mereka berarti sama sekali tidak mengenal Indonesia. Meskipun lahir, tumbuh, dan besar di Indonesia. Menghirup dan bernafas udara di Indonesia. Mendapatkan banyak sekali dari bumi pertiwi Indonesia. Sayang sekali, semua itu tidak kemudian mau dihargai dan dihormati. Memang manusia suka lupa diri. Lebih enak menuntut hak daripada menunaikan kewajiban.

Sudah merasa sangat Indonesia atau belum merasa Indonesia bukan inti dari apa yang saya maksudkan di sini. Merasa sangat Indonesia hanya karena pribumi saja sementara merasa bukan Indonesia hanya karena keturunan bangsa asing. Coba dipikirkan kembali, sebenarnya apa yang dimaksud dengan orang Indonesia. Apakah benar mereka yang pribumi adalah Indonesia?! Apakah benar mereka yang keturunan bangsa asing adalah bukan Indonesia?!

Saya memang memiliki darah campuran namun dari perpaduan ini saya belajar banyak dari keduanya. Keluarga ayah saya mengajarkan saya tentang pengabdian kepada bangsa dan negara ini. Belajar dari apa yang telah mereka lakukan dan perbuat demi harga diri juga demi kepentingan bangsa dan negara, saya menjadi mengerti dan paham bahwa tidak ada secuil pun tanah, air, atau udara di negeri tercinta ini yang dimiliki oleh diri sendiri. Semua adalah milik bersama dan harus dimanfaatkan serta memberikan arti oleh seluruh rakyat Indonesia.

Kakek ibu saya, meski beliau adalah warga keturunan Tionghoa namun beliau mengabdikan dirinya untuk menjadi bagian dari Tentara Republik Indonesia. Beliau paham sekali bahwa perjuangan harus dilakukan bersama demi kepentingan bersama juga. Tidak peduli siapa, tetapi bila memang memiliki cinta maka semua harus dilakukan untuk bersama.

Sungguh sangat sedih melihat apa yang terjadi sekarang ini. Para pendahulu kita sudah mengajarkan kita banyak hal yang baik dan mereka sudah mengrobankan banyak sekali untuk kehidupan kita kini, namun apa yang kita lakukan sekarang ini?! Tidakkah ada rasa malu sedikit pun kepada mereka semua yang telah melakukannya?! Tidakkah ada rasa hormat dan juga penghargaan kepada mereka semua?!

Memang susah untuk mau menghormati dan menghargai jasa para pahlawan dan para pendahulu kita yang telah berjuang meski tahu dan sangat sadar sekali bahwa negara yang besar adalah negara yang menghargai para pahlawannya. Sejarah yang berupa fakta dan kenyataan, yang merupakan warisan dari mereka semua pun dengan sengaja dihilangkan, dihapuskan, dan bahkan diperjualbelikan. Mau juga lagi dibodohi dengan fakta dan sejarah yang sengaja dibuat salah dan menyesatkan. Sadar disadari, diakui tidak diakui. Menyedihkan!!!

Bagaimana mau mengerti dan memahami Indonesia bila tidak mau belajar untuk mengenalnya?! Kalau hanya sekedarnya saja, sih, mudah!!! Pantas saja maunya yang enak-enaknya saja. Giliran yang susahnya, tidak mau diterima. Semua sibuk menghujat, mengkritik, dan mengancam. Apa sudah mampu memberikan solusi terbaik?! Solusi yang bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau segelintir kelompok saja tetapi memang benar-benar untuk kepentingan Indonesia.

Pancasila dan Undang-Undang Dasar ’45 yang dibuat sedemikian rupa oleh mereka yang memang memiliki cinta kepada Indonesia pun mungkin sudah dilupakan. Jangankan rakyat, para pemimpin yang terpilih saja mengabaikan semua ini. Heran!!! Kenapa mereka bisa menjadi pemimpin yang terpilih. Apa sudah sedemikian hancurnyakah Indonesia ini sampai mereka yang dipilih dan terpilih?! Mungkin benar juga bila ada yang menyebutkan kalau bangsa kita ini belum pantas untuk merdeka. Bagaimana bisa disebut merdeka bila setiap pribadi yang ada di dalamnya masih bermental ”penguasa dan budak”?! Hanya mereka yang memiliki cinta, damai, dan kebahagiaan sesungguhnya yang benar-benar merdeka!!! Bukan yang memiliki cinta untuk diri sendiri, menghancurkan kedamaian dan yang memiliki kebahagiaan semua di atas derita dan sengsara.

Berkoar tentang demokrasi yang berazaskan keadilan dan kebebasan pun hanya sekedar teriak saja. Keadilan itu apa dan kebebasan itu apa juga sama sekali tidak mau dimengerti dan dipahami. Demokrasi hanya menjadi sebuah sarana untuk bisa memaksakan kehendak untuk kepentingan pribadi dan segelintir kelompok saja. Keadilannya di mana?! Kebebasan memangnya berarti tak memiliki batas?! Apa kalau sudah demokratis berarti tak perlu lagi mengindahkan aturan dan peraturan?!

Yang paling membuat saya sedih adalah mereka yang menjual Indonesia kepada bangsa dan negara yang lain. Juga yang melakukan pembodohan, intimidasi, pelecehan, dan pemerkosaan yang membuat Indonesia semakin terpuruk. Mau dengan mengatasnamakan apapun juga bagi saya sudah sangat tidak memiliki etika dan juga sama sekali tidak memiliki rasa hormat. Menjual, membodohi, pengintimidasi, melecehkan, memerkosa darah daging sendiri hanya untuk kepentingan pribadi dan juga kepentingan kelompok sendiri, bagi saya, adalah penghianat bangsa. Pengecut yang merasa bernyali tetapi tak memiliki kemampuan untuk berdiri di atas kaki sendiri. Tak pantas untuk mengaku-aku sebagai Indonesia.

Mereka yang juga lebih bangga dengan yang asing dibandingkan dengan diri sendiri pun patut dipertanyakan. Kenapa kalau orang asing pasti lebih hebat dari bangsa sendiri?! Kenapa kalau orang asing harus lebih dihormati?! Apa hanya karena mereka orang asing dan atau karena mereka turunan dari bangsa asal tuntunan kebenaran itu maka mereka lebih hebat dan lebih baik dari diri kita sendiri?! Mungkin memang demikian. Mereka bangga dengan diri mereka sendiri. Kita?! Makanya kita terus saja diinjak-injak oleh mereka. Ditipu dan dibohongi serta dibodohi terus menerus. Salah kita sendiri juga, kenapa mau?!

Memikirkan semua ini sering membuat hati saya corat marut tak karuan. Asal tuding dan saling tuduh tidak akan menyelesaikan masalah. Ini adalah kesalahan bersama. Kita memang sudah terlalu larut dan hanyut pada pembodohan dan juga segala pembenaran yang ada. Sudah sepatutnya bila menghentikan semua ini sekarang juga. Saat ini juga!!!

Cinta tanpa syarat sudah diberikan oleh ibu pertiwi kepada kita semua, apakah kita memiliki cinta untuknya?! Milikilah cinta yang sesungguhnya kepada Indonesia. Indonesia bukan milik pribadi ataupun segelintir kelompok orang saja. Bukan juga milik agama ataupun suku bangsa tertentu saja. Minoritas dan mayoritas sudah sepatutnya bukanlah sesuatu yang bisa dibenarkan untuk bisa menjadi penguasa di negeri tercinta ini lalu bisa dengan seenaknya menghancurkan semuanya. Melakukan berbagai tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan apapun juga sama sekali tidak akan menjadikan kehidupan ini lebih baik. Bila memang merasa seorang pejuang, janganlah menjadi seorang pejuang pembual yang menjual bualan. Jadilah seorang pejuang patriot bangsa yang benar-benar berjuang demi bangsa dan negara. Bukan untuk diri sendiri dan kelompok tertentu saja!!!

Di dalam kesempatan ini, baik yang sedang menjalani ibadah puasa maupun yang tidak menjalaninya, marilah kita semua sama-sama menyatukan hati. Sama-sama merendahkan diri dan benar-benar bersujud di hadapan-Nya. Bercerminlah dan jujurlah kepada diri sendiri. Kenalilah apa dan siapa diri kita ini. Indonesia adalah diri kita sendiri. Indonesia bukanlah hanya sekedar kata. Jadilah Indonesia yang sejati. Hormati, hargai, dan berbanggalah sebagai Indonesia.

Saya ingin sekali semua bisa membusungkan dada dan berkata dengan sepenuh hati, “Saya adalah Indonesia!!!”.

Selamat ulang tahun Indonesia!!! Merdeka!!!

Salam,

Mariska Lubis

13 Agustus 2010

About bilikml

Saya adalah saya yang memiliki cinta untuk semua. Biarlah semua yang saya tulis menjadi ibadah, hormat, dan pengabdian kepada Yang Maha Kuasa agar berguna dan bermanfaat bagi semua yang saya cintai, Indonesia. Long lasting love for lust.... Freedom toward never ending and never last happiness.
This entry was posted in Cinta, Jiwa Merdeka, Mimpi, Perubahan, Politik and tagged , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment