Alasan Kenapa Semua Harus Terjadi

Sebuah pertanyaan yang seringkali muncul dalam benak dan pikiran saat melihat dan merasakan apa yang kita rasa seharusnya tidak pernah terjadi atau seharusnya tidak mungkin terjadi. Membuat dan menjadikan kita terdiam dan kaku. Tidak tahu apa yang harus dilakukan. Semua mimpi dan cita-cita pun kemudian menjadi hilang. Menjadi terbatas dan dibatasi. Kenapa semua harus terjadi?!

Suatu pagi, berangkat ke kantor. Melihat seorang anak tertidur di bawah lampu merah di sebuah perempatan jalan besar. Pulas dan sangat lelap. Seperti sedang tidur di atas kasur empuk di dalam kamar yang sangat nyaman saja meskipun dia hanya tidur beralaskan trotoar dan di antara debu, panas, asap, dan lalu lalang kendaraan yang berseliweran. Sediiihhhh!!!

Mampir ke sebuah yayasan yang bergerak di bidang kesehatan. Mendapatkan data yang mencengangkan. Hasil penelitian tentang perilaku seksual di kalangan anak dan remaja ibu kota. Mau pingsan rasanya. Benar-benar membuat saya pusing tujuh keliling.

Sampai di kantor, membuka surat-surat yang masuk. Isinya semua desahan dan keluh kesah. Berbagai masalah kehidupan yang sepertinya tiada pernah ada akhirnya. Menjadikan banyak sekali yang tidak lagi mengenal siapa dirinya sendiri. Harmoni hubungan dengan pasangan dan juga yang lainnya bisa dibilang hampir punah. Tidak ada lagi yang namanya pegangan. Labil dan hanya ada labil. Duuuhhhhh!!!

Seorang teman kemudian menelpon, meminta bantuan. Bercerita tentang keadaan darurat. Seorang anak membutuhkan bantuan medis segera. Anak duafa yang menderita penyakit akut dan harus segera mendapatkan pertolongan. Dana yang dimiliki kurang. Telpon sana telpon sini. Mencoba mencari mereka yang memiliki dana berlebih untuk turut serta membantu.

Sayang, dana yang dibutuhkan tidak mencukupi. Pengobatan pun hanya sebisanya meskipun sudah meminta bantuan pihak rumah sakit untuk membantu meringankan biaya. Beberapa jam kemudian mendapat kabar anak tersebut sudah berpulang. Hancur!!!

Perasaan menjadi sangat hancur dan air mata pun tidak terasa menetes. Semuanya seperti berhenti sejenak. Ada banyak rasa yang ingin diungkapkan namun semuanya tidak bisa dikeluarkan. Marah dan makian pun terus terlontarkan. Kenapa, sih, harus sampai begini?! Di mana keadilan?! Di mana hati?! Di mana rasa?! Di mana nurani?!

Seketika kemudian tersadar bahwa semua ini adalah benang kusut. Semuanya saling bertautan dan berkaitan. Tidak mungkin hanya salah satu saja yang dibenahi. Harus semuanya dan secara serentak. Tidak bisa satu-satu. Satu masalah bisa selesai tetapi masalah lain akan muncul bila terus demikian adanya. Sebenarnya, apa yang salah?!

Berpikir mundur lagi dan melihat semua berdasarkan apa yang terjadi sebelum-sebelumnya. Mempelajari segala kemungkinan yang menyebabkan apa yang terjadi sekarang. Mencoba melihat semuanya satu persatu. Mencari asal muasal semuanya. Apa penyebab utamanya?!

Butuh proses untuk memikirkan semuanya. Tidak mudah namun selalu saya tidak mau berhenti mencari meskipun arus sudah ada dan lebih mudah untuk mengikutinya saja. Hanya ada satu yang ada di dalam benak saya. Arus yang deras sekalipun ternyata tidak mampun mengatasi semuanya. Ini berarti, biarpun arus itu deras, tetapi arahnya salah. Di mana pangkalnya pun tidak ketahuan dan tidak mau diketahui. Kalau begitu, untuk apa mengikuti arus?! Diam atau tidak diam bisa jadi masalah kalau begini?!

Menurut saya, alasan kenapa semua ini terjadi adalah karena semuanya berawal dari pemikiran dan cara pandang yang salah dan juga keliru. Semuanya menjadi terputar balik dan jungkir balik tak karuan. Apa yang seharusnya benar menjadi tidak benar. Apa yang salah menjadi benar. Putar balik terus antara kebenaran dan pembenaran. Kalau begitu, apa yang harus dilakukan?!

Mengembalikan apa yang benar menjadi benar. Membuat semuanya melihat dan mengetahui apa kebenaran yang sebenarnya. Dimulai dengan berkaca pada diri sendiri. Mengetahui siapa diri yang sebenarnya. Jujur dalam melihat diri. Mengenal dan menjadi lebih dekat kepada Yang Maha Kuasa dengan sendirinya. Merasakan apa yang dimiliki dan apa yang bisa diberikan. Penuh dengan cinta dan ketulusan. Menjadi seorang manusia yang seutuhnya.

Berpikir dengan kesadaran penuh bahwa gila dan mimpi yang digantungkan tinggi di langit adalah yang bisa membuat semuanya menjadi berubah. Takut untuk menjadi gila dan menggantungkan mimpi di langit hanya karena takut pada ketinggian tidak akan banyak membantu. Berpikir dengan benar dan melakukan tindakan yang benar bisa menyelesaikan semuanya. Gila dan mimpi?! Seperti yang pernah saya tuliskan dalam “Seni, Seks, dan Revolusi” bahwa abnormal intelektualitas memang hanya bisa dibuktikan oleh waktu. Hanya dengan tekad yang kuat dan semangat yang tinggi semua bisa diraih dan dijadikan nyata. Berani?!

Penerapan dan aplikasinya?! Hmmm…. Pernahkah memikirkan apa yang telah dan akan dilakukan?! Diri sendiri dululah!!! Semua yang telah dilakukan oleh diri sendiri!!! Apa sudah benar?!

Semoga saja banyak yang mau memikirkannya.

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

17 April 2010

About bilikml

Saya adalah saya yang memiliki cinta untuk semua. Biarlah semua yang saya tulis menjadi ibadah, hormat, dan pengabdian kepada Yang Maha Kuasa agar berguna dan bermanfaat bagi semua yang saya cintai, Indonesia. Long lasting love for lust.... Freedom toward never ending and never last happiness.
This entry was posted in Cinta, Jiwa Merdeka, Perubahan and tagged , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment