Hanya Karena Allah

Denting piano, gamelan, dan angklung mengalun bersama

Diiringi gemercik air dan keriangan kicau burung bernyanyi

Perbedaan tidak lagi membuat hati susah dan gelisah

Harmoni keseimbangan menjadikan segalanya begitu menawan

 

Tak ada ciptaanNya yang tidak berguna dan bermanfaat

Tidak ada yang terjadi tanpa kehendakNya

Perbedaan adalah keadilan Allah dan kita sama karenaNya

Mari kita tinggalkan semua yang buruk dan satukan semua yang baik

 

Karena Allah… Ya, Hanya Karena Allah

 

Bandung, 10 Juli 2016

17:04 WIB

 

Mariska Lubis

Posted in Dari Hati | Tagged , , , , | Leave a comment

Asmaralaya Berbunga Cinta

Tujuh mata air tujuh pancuran

Menghantarkan asmara melarutkan segala rasa

Setiap hati yang terpaut bersatu ‘tuk memuja

Di dalam rumah penguasa siang dan malam

 

Bukit keputusan sedang didaki hingga pada puncaknya

Pria bermahkota kencana telah dipertemukan

Kenangan indah kembali akan terulang

Sebab waktu akan terus berulang

 

Tiga bunga jenar menjadi satu sebagai takdir

Mengisi setiap relung di dalam sanubari

Kini tiada ada ingin selain satwika jiwa dan budi

Selamanya bersama menikmati asmaralaya berbunga cinta

 

Jakarta, 1 Juli 2016

19:40 WIB

Mariska Lubis

 

 

 

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Purnama Wijayakusuma

Purnama Wijayakusumah

(Teruntuk yang selalu bersamaku di dalam hati)

 

Purnama menatap dari titian surga

Membuatku tersipu dan merona

Jantung berdegup salah semua tingkah

Entah apa yang merasuki jiwa dan raga

 

Bunga-bunga bernafaskan Asma Allah turut gembira

Berebut mekar menghadap Yang Maha Kuasa

Menghantarkan keharumanNya untuk semua

Walau hanya sekejap namun begitu suci dan ikhlas

 

Ya Allah, Ya Gustiku…

Andaikan Engkau mengijinkanku menjadi angin

Kuingin membelai wajah rembulan yang terkasih

Membiarkan diri terlena dalam tatapannya tanpa ada akhir

Di antara keharuman Wijayakusuma yang menetap di hati ini

 

Jakarta, 15 Juni 2016

03:26 WIB

Mariska Lubis

 

 

 

Posted in Dari Hati, Uncategorized | Tagged , , , | Leave a comment

Anak Kota, Anak Desa, Anak-Anakku Tersayang

20160512_063511.jpg

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya membawa tiga bidadari kota menempuh perjalanan 12 jam menggunakan bus malam. Dari Bandung menuju kota Purwodadi, ditambah lagi perjalanan menggunakan angkot sewaan sekitar 15 menit menuju sebuah Desa bernama Desa Kedungrejo. Bidadari-bidadari kota dipertemukan dengan bidadari-bidadari dan pangeran desa, menjadi pengalaman yang luar biasa.

Mimpi-mimpi menjelang keberangkatan dan sepanjang perjalanan begitu meriah. Ada yang ingin memandikan kambing, ada yang ingin main di sawah, ada yang ingin berenang di sungai. Sungguh mengharukan, terlebih lagi tak ada satu pun yang berpikir buruk tentang desa. Walaupun diberitahu ada yang berbeda, terutama urusan kamar mandi dan makan, mereka tetap tidak patah semangat. Bagi mereka, desa adalah dunia baru yang pasti mengasyikkan untuk dijadikan tempat bermain.

“Hore! Akhirnya aku lihat sawah!!!”

“Hore!!! Aku pernah naik angkot juga!!!”

Continue reading

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Aku dan Dia

Ada yang selalu menari di hatiku

Mengajakku bernyanyi dan berirama

Membuatku mabuk anggur asamarandana

Hatiku pun terjatuh tak ingin menjauh

 

Ada yang menorehkan kata dan warna di hatiku

Membawaku terbang sekaligus tenggelam

Di dalam sebuah istana berisi kedamaian

Jiwa pun sesak berjejal keindahan

 

Sungguh, aku jatuh cinta padaNya

Aku ingin Dia selalu bersamaku di setiap desah nafasku

Dalam setiap waktu sepanjang hidup dan matiku

Selamanya bercinta, aku dan Dia…

 

Bandung, 28 Mei 2016

23:29 WIB

Mariska Lubis

 

Posted in Dari Hati | Tagged , , , | Leave a comment

Cinta Sejatiku

Hatiku begitu bergejolak dengan gairah membara

Penuh cinta yang tak kuasa kubendung

Bak gelombang ganas di tengah samudra

Bergulung-gulung hasrat dalam beribu rupa

Meski semua teman menjauh menutup mata

Memberikan tembok pembatas laksana musuh siap menghujam

Duka dan tangis tiada lagi mampu kurasa

Cinta sejatiku sudah menghapusnya

Menghantarkanku ke setiap lekuk dan jarak

Semerdeka angin berhembus tanpa ada batas

Menembus setiap aral dan rintang pembatas

Di setiap hembusan nafas sujudku padaNya…

Allah…

 

Bandung, 25 Mei 2016

03:43 WIB

 

Mariska Lubis

Posted in Cinta, Uncategorized | 2 Comments

Aku, Ibu Pertiwi

Sepasang kupu-kupu bercumbu rayu, berkejaran di antara rerumputan…

Menari cinta bak penari perut yang menggetarkan…

Ah, andaikan dirimu dan aku memiliki hati yang sama…

Cukup menjadi sepasang sayap pun kita mampu mengalahkan dunia…

 

Kutunggu cintamu duhai penjajah nirwana…

Walau waktu harus berakhir namun aku ‘kan tetap selalu ada…

Mimpiku tak akan pernah habis ditelan masa…

Aku, Ibu Pertiwi yang kau sebut-sebut di dadamu, tetap setia.

 

Bandung, 10 April 2016

15:40 WIB

Mariska Lubis

Posted in Dari Hati | Tagged , , , , | Leave a comment

Bila Keledai Merasa Seperti Kuda

Bila keledai merasa dan menjadi seperti kuda, kapak pun menelan beliung, apa yang baik ditukar dengan yang buruk. Memperlapang kandang musang dan mempersempit kandang ayam, memberi kesempatan kepada yang mendatangkan kejahatan dan tiada melindungi orang yang mendapatkan kesusahan. Nanti setelah berkelahi baru ingat silat, seperti saat ini, ketika semuanya sudah terjadi dan terlambat, barulah mengerti dan ingat. Terlambat!

Teriak-teriak penuh amarah dan kebencian merebak tak henti-hentinya di dalam benak rakyat penumpang hidup di atas perut Ibu Pertiwi sejak perkubuan Pemilu terjadi. Bahkan kata-kata kasar dan tidak senonoh pun seringkali terucap dari mulut-mulut yang mengaku berpendidikan dan sudah sangat layak menjadi pemilik surga. Tidak juga mau berhenti dan diam sejenak untuk berpikir dalam laut yang lebih tenang, tenggelam di dalamnya hingga ke dasar terdalam, agar lebih mengerti. Terlalu sombong untuk mau merendahkan hati belajar meski merasa sudah sangat merunduk dan menggunakan atas nama rakyat.

Continue reading

Posted in Perubahan, Politik | Tagged , , , , , , , | 1 Comment

Yang Penting Calonnya!!!

gambar-bendera-indonesiaRibut-ribut soal pemilu langsung versus melalui DPRD sepertinya sudah terlalu melenceng dari inti permasalahan yang utamanya. Kedua sistem ini sama-sama tidak melanggar konstitusi dan sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang sebenarnya sama saja. Yang paling penting untuk diubah saat ini justru adalah sistem pencalonannya. Mau calon yang dipilih langsung maupun yang dipilih oleh DPRD jika terus seperti saat ini, sama saja tidak menghormati rakyat yang memegang kekuasaan tertinggi di Indonesia!

Hingga saat ini saya masih sering geleng-geleng kepala dengan kepala-kepala berkotak kubu yang tidak juga bisa melepaskan diri dan menjadi manusia merdeka. Persoalan Pemilu bukanlah persoalan baru akibat Pilpres kemarin tetapi sudah merupakan persoalan panjang yang seharusnya dirunut dari awal. Jika masih saja terus dibatasi oleh perkubuan, maka tidak akan pernah bisa melihat dengan jernih apa masalah utamanya. Malah semakin mudah untuk dijadikan bahan permainan di dalam politik yang tidak akan mengubah apapun selain memperkuat kaki para tiran yang selalu menggunakan kata demokrasi dan rakyat sebagai sarana dan objeknya.

Continue reading

Posted in Perubahan, Politik | Leave a comment

Bahasamu, Wahai Pemimpin!

Siapakah saya jika dirimu adalah “gue” dan saya adalah “elo”?! Di manakah Indonesia jika dirimu adalah “gue” dan Indonesia adalah “elo”?! Di manakah posisi Indonesia dalam dirimu jika bahasamu jauh lebih penting dari Indonesia?!

Mao melakukan perubahan membentuk nasionalisme yang sangat kuat di negeri Cina lewat revolusi budaya. Yang pertama kali dilakukannya adalah mengembalikan bahasa Cina baik yang daerah maupun nasional untuk kembali digunakan dengan baik dan benar. Mao sangat mengerti peranan bahasa di dalam perubahan dan membentuk bangsa dan Negara. Dia juga sangat paham bahwa bahasa merupakan benteng terkuat dari sebuah bangsa dan Negara yang melebihi dari senjata militer terkuat apapun. Hal yang sama juga dilakukan di Jepang dan Korea di masa lalu. Lihatlah perubahan Korea setelah terjadi perubahan dalam bahasa, di mana bahasa “gaul” menjadi lebih penting dari bahasa Korea yang sejatinya.

Continue reading

Posted in Perubahan, Politik | Tagged , , , , , , , , | Leave a comment