Pergi Pun Membawa Cinta

Illustrasi: fiksi.kompasiana.com

Malam telah menemui fajar dan lambaian tangan kekasih membuat hati menjadi diliputi oleh kerinduan. Tiada detik ingin pergi dan terlewatkan tanpa dirinya di dalam diri ini. Betapa cinta dan rindu saling berkait dan terus menerus melingkupi diri dan hati. Ah! Indahnya cinta!

Masih terbayang di pelupuk mata keindahan raut dan rona wajah kekasih tercinta. Masih juga bisa dirasakan kehangatan pelukan, belaian, dan kecupan mesranya. Kata-kata indah manis terasa dan sangat lembut menyentuh hati dan jiwa yang dibisikkannya di telinga masih terngiang-ngiang. Baru saja semua itu nyata adanya, namun semua itu baru saja juga harus berakhir.

Dia pergi bukan karena ingin pergi ataupun berniat meninggalkan tetapi ada keterpaksaan yang mengharuskannya pergi. Berat rasanya hati ini melihatnya pergi meski senyum di wajahnya selalu tersungging dan selalu ada tawa canda yang mengiringinya. Tatapan mata dan kerutan di dahinya tak bisa dipungkiri. Tarikan dan deru nafasnya telah membuat sesak di dada.

“Saya pergi dulu, ya, sayang.”

“Pergilah, sayang. Hati-hati, ya! Bawalah cintamu. Biarkan dia tetap bersemi dan mengembang.”

 

Habis kata seketika untuk diuraikan dan diungkapkan. Yang tersisa hanyalah bayang-bayang di dalam pelupuk mata dan ada rasa yang tertinggal di dalam hati.

Tak lama kemudian, kata itu pun kembali lagi ada. Siapa yang kuasa menahan kata untuk mengurai cinta dan kerinduan?!

“Saya sudah di jalan, sayang.”

“Aduh! Betapa diri ini sangat merindukanmu.”

“Doakanlah agar saya mampu menjaga rindu ini.”

“Saya selalu berdoa agar dirimu bisa meraih kebahagiaanmu.”

“Saya pun demikian. Untukmu dan buatmu. Berbahagialah kamu, kekasih jiwa.”

 

Desah dalam dan panjang kembali dan semakin menjadi-jadi. Mata terpejam dan nampak di sana upaya diri menahan tangis. Duuuhhhh!!! Betapa cinta tak ingin mengenal kata berpisah.

“Sayang, dirimu membuat diri ini diliputi segala kerinduan.”

“Jagalah dirimu, semoga kau temukan jawaban atas rindu itu.”

—–

Langkah kaki semakin menjauh

Kuyakin kau masih menatap punggungku

Entah mengapa bayangmu selalu hadir di depanku

Seperti ingin mengiringi langkahku

 

Ah! Tiba-tiba semua tentangmu, dirimu, mimpimu hadir

Memenuhi isi kepalaku

Betapa senyum, lirikan matamu, bola matamu yang indah namun liar itu, juga uraian rambut panjangmu

Membuatku ingin berbalik dan kembali padamu

 

Kekasih, nyana nyata realita berkata lain

Aku tak mampu melakukan itu

Biarlah aku tetap berjalan menahan diri

Membawa mimpi itu bersamaku

 

Doa dan harap semoga di ruang dan waktu ke depan mimpi menjadi nyata.

 

—–

Rambut ini menjadi gatal tiba-tiba dan terus digaruk. Kuku tak henti digigit dan digerogoti. Semua yang dilakukan menjadi salah. Apapun yang ingin dilakukan menjadi tiada. Tutup bantaaalll!!!

“Gusti, tolong!!!”

—–

Sungguh tidak mudah untuk bisa melepas kekasih hati meski hanya sekejap dan sesaat. Meskipun juga sadar penuh bahwa cinta itu selalu ada dan dia pun sesungguhnya tidak pernah pergi. Hati dan pikiran yang diliputi rasa cinta memang selalu dipenuhi juga oleh rasa rindu. Rindu adalah tali pengikat rasa cinta.

Rasa percaya dan keyakinan bahwa cinta yang dimiliki itu adalah memang benar adanya dan dimiliki oleh bersama dan benar-benar untuk bersama adalah yang membuat semuanya selalu menjadi indah. Rasa sedih yang ada itu pun sebenarnya buah dari keindahan cinta itu sendiri. Berbeda bila rasa percaya dan keyakinan itu tidak ada. Yang muncul bukanlah keindahan tetapi sebuah rasa yang membuat sakit dan sama sekali tidak indah.

Rasa cemburu seringkali dianggap sebagai bagian dari ungkapan dari rasa cinta yang muncul dengan sendirinya. Sesungguhnya, rasa cemburu itu adalah karena tidak adanya rasa percaya dan keyakinan terhadap cinta itu sendiri, baik cinta yang diberikan maupun cinta yang dimiliki, baik juga terhadap yang dianggap kekasih hati maupun diri sendiri. Ego yang muncul ditambah rasa takut dan ketidaksiapan di dalam menghadapi apa yang terjadi nanti, membuat rasa cemburu itu semakin kuat dan menjadi. Yah, wajar. Siapa sih, yang mau merasa sakit dan sedih ketika cintanya terpisah?! Siapa yang tahan ketika terasa hilang dan sirna dalam genggaman tangan?!

Kebahagiaannya adalah kebahagiaan diri. Berbahagialah untuknya. Bebaskanlah diri dari segala ketakutan dan siapkanlah diri untuk mampu dan berani menghadapi segala sesuatunya. Percayalah bahwa yang terbaik dan terindah selalu diberikan oleh-Nya. Tidak ada satu detik pun, baik itu suka ataupun sedih, yang merupakan ujian, namun hanya pembelajaran agar bisa menjadi seseorang yang lebih baik lagi dan lebih sempurna lagi di dalam menggapai kebahagiaan dan kemerdekaannya.

Salam hangat penuh cinta selalu,

Mariska Lubis dan Edysa Tarigan

About bilikml

Saya adalah saya yang memiliki cinta untuk semua. Biarlah semua yang saya tulis menjadi ibadah, hormat, dan pengabdian kepada Yang Maha Kuasa agar berguna dan bermanfaat bagi semua yang saya cintai, Indonesia. Long lasting love for lust.... Freedom toward never ending and never last happiness.
This entry was posted in Cinta, Dari Hati, Jiwa Merdeka and tagged , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a comment