Tulisan yang Berpengaruh

Illustrasi: Google

MEMBUAT pembacanya hanyut dan larut baik lewat rasa maupun pikiran. Berkutat serta berperang di dalam batin serta nalar. “Kemasukan” roh tulisan yang “diisi” oleh sang penulisnya.

Siapapun yang berada di dunia maya ini pasti semuanya melek huruf. Tidak mungkin tidak ada yang tidak bisa membaca dan menulis, kan? Malah kalau saya bilang, termasuk ke dalam manusia-manusia yang memiliki kelebihan tersendiri di dalam membaca dan menulis. Tidak semua orang memilikinya. Sebuah anugerah yang sangat spesial yang diberikan oleh Tuhan yang patut kita syukuri bersama.

Sungguh sangat disayangkan bila kemudian semua ini disia-siakan begitu saja. Membaca tulisan hanya seperti sedang menyeruput seteguk kopi panas. Menulis tulisan hanya seperti sedang melempar dadu ke atas meja judi. Menjadikan bacaan dan tulisan sebuah permainan tak berarti semata. Kritik dan komentar pedas serta “berbeda” menjadi nilai yang dicari. Popularitas menulis yang dikejar. Isi bukan prioritas utama. Nafsu dan keinginan untuk menjadi yang “diperhitungkan” adalah topik utamanya.

Bila kita melihat proses di dalam membuat tulisan, memang setiap orang berbeda. Ada yang memang benar-benar serius, ada yang hanya bermain-main tanpa ada arah, maksud, dan tujuan yang jelas. Ada yang menggunakan sepenuh hati, jiwa, dan raga. Ada juga yang hanya sekedar mengeluarkan apa yang ada di dalam benak, pikiran, dan hatinya. Tujuannya juga berbeda-beda. Ada yang ingin berbagi. Ada yang ingin memberikan informasi. Ada yang ingin bersenang-senang. Ada juga yang hanya ingin menulis saja. Tanpa ada tujuan apapun. Iya, nggak?!

Bagi saya, tulisan adalah sesuatu yang hidup. Memiliki roh dan nyawa. Menghembuskan nafas yang ditiupkan oleh penulisnya. Apapun tulisannya. Apapun isinya. Apapun bentuknya. Apapun tujuannya. Semuanya terlihat sangat jelas oleh saya, bagaimana kemudian tulisan itu “berbicara” dan kemudian menebarkan aromanya. Saya bisa melihat bagaimana kepribadian dan keadaan seseorang lewat sebuah tulisan? Egoiskah? Narcist-kah? Baikkah? Bijaksanakah? Sedang sedih? Sedang marah? Sedang terluka? Sedang bahagia? Yah, mungkin saya agak terlalu sensitif dalam hal ini tetapi saya yakin bukan hanya saya saja yang bisa merasakannya. Saya yakin sekali, bahwa siapapun orang yang bisa membaca dan menulis, apalagi yang memiliki kelebihan, pasti bisa merasakannya. Apalagi bagi mereka-mereka yang telah menghabiskan banyak waktunya untuk membaca dan menulis.

Sadar atau tidak kita sadari, roh dan nyawa dalam setiap tulisan itu dapat mempengaruhi banyak roh dan jiwa lainnya. Roh dan jiwa mereka yang membaca tulisan itu. Tidak perlu sebuah novel panjang, satu kata pun bisa memberikan pengaruh yang sangat besar. Contohnya kalau saya menulis “lezat”. Apa yang terbayang dalam benak dan pikiran pembaca? Banyak sekali, kan? Mungkin ada yang bilang nikmat. Sedap. Maknyus. Ayam goreng. Bebek panggang. Atau nasi goreng Pak Umar Hapsoro.

Semakin kuat roh dan nyawa yang ditanamkan ke dalam tulisan, semakin kuat pula pengaruh sebuah tulisan terhadap roh dan jiwa para pembacanya. Maka dari itulah, kita bisa membedakan, mana tulisan yang benar-benar baik dan mana yang tidak. Mana yang bisa tertanam di dalam benak, mana yang hanya selewat dan selayang pandang saja. Inilah yang menurut saya sebagai sebuah penjiwaan. Tidak perlu kemudian menjadi terpopuler, tetapi komentar dan juga rating, seperti yang ada di Kompasiana ini, bisa menjadi salah satu acuan. Popularitas hanyalah sebuah bonus. Tidak terlalu penting juga. Menulis memiliki kenikmatan tersendiri dan begitu selesai tulisan itu, ya sudah. Selesai. Toh, roh dan jiwa penulisnya sudah masuk dan tertanam di dalam tulisan itu. Untuk apa kemudian harus didorong, didesak, dan dipaksakan lagi?

Sementara dalam proses membaca, kita juga sebenarnya sedang menarik roh dan jiwa dari tulisan itu ke dalam diri kita. Bila kita membacanya dengan baik dan benar serta sepenuh hati, lho!!! Makanya, tulisan yang acap kali memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap pembacanya. Bisa kemudian diterima, bisa juga ditolak. Semua tergantung, sekali lagi, penjiwaan yang dilakukan oleh pembacanya. Tulisan yang dibuat dengan niat dan hati yang tulus, bila dibaca dengan serius, akan menjadi sangat indah dan membekas di dalam hati serta pikiran kita.  Sementara bila dibaca hanya sekedarnya saja, tidak akan memberikan arti apa-apa, dan bahkan justru membuat pembacanya memiliki niat yang buruk. Berbeda dengan tulisan yang kalau dibaca sebenarnya biasa saja, tetapi dibuat dengan niat yang buruk, pasti akan menarik pembacanya untuk ikutan marah dan menjadi buruk pula. Tidak perlu saya sebutkan contohnya, ya! Sudah bisa merasakannya sendiri, kan?

Khusus untuk kritik dan komentar, menurut saya, tidak ubahnya seperti percakapan di sebuah kedai kopi antara sesama penggemar sepak bola. Siapa saja bisa ikutan nimbrung di sana. Semua merasa paling hebat dan paling handal bermain bola. Bahkan pemain bola kelas dunia dan pelatihnya pun sering kali dianggap tidak becus. Padahal, siapa, sih, sebenarnya yang bisa bermain sepakbola? Siapa yang lebih baik? Siapa yang tidak? Kenapa tidak ada yang menghargai perjuangan mereka sebelum bisa sampai menjadi seorang pemain sepak bola? Kenapa tidak ada yang mau melihat prosesnya? Perjuangannya?

Tulisan ini sengaja saya buat hanya untuk mengingatkan saja bahwa sebaiknya kita tidak membaca dan menulis secara asal-asalan bila kita memang memiliki “tujuan”. Jangan pula menulis dan membaca dengan niat dan hati yang buruk yang kemudian menebarkan aroma buruk serta busuk ke mana-mana. Hati-hatilah!!! Tulisan adalah sebuah karya. Sebuah curahan pemikiran dan perasaan serta kerja keras setiap penulisnya. Sebuah masukan, bahan, dan olahan bagi setiap pembacanya.

Teruslah membaca!!! Teruslah menulis!!! Tebarkan aroma kebaikan. Keindahan. Persahabatan.

Salam,

Mariska Lubis

22 Desember 2009

About bilikml

Saya adalah saya yang memiliki cinta untuk semua. Biarlah semua yang saya tulis menjadi ibadah, hormat, dan pengabdian kepada Yang Maha Kuasa agar berguna dan bermanfaat bagi semua yang saya cintai, Indonesia. Long lasting love for lust.... Freedom toward never ending and never last happiness.
This entry was posted in Seni Menulis and tagged , , , . Bookmark the permalink.

6 Responses to Tulisan yang Berpengaruh

  1. Good posting!. mari kita bat tulisan kita bermakna dan bernyawa.

    salam
    Omjay

    • bilikml says:

      Mari Oom… Jadikan tulisan penuh arti dan makna…. membaca dan menulis bukan hanya sekedaar membaca dan menulis…

      terima kasih oom… salam hangat selalu…

  2. Trims mbak Mariska. Semoga saya juga bisa membuat tulisan yg bermakna bagi orang lain.Salam

  3. kareef says:

    perlukah tulisan itu dibatasi agar memiliki roh?
    artinya begini, perlukah pembatasan masalah pada saat kita menulis atau biarkan mengalir saja walaupuin pada akhirnya kepanjangan dan orang enggan membacanya?

    • bilikml says:

      Setiap tulisan memiliki tujuan dan bila tujuannya adalah untuk bisa mempengaruhi pembaca dan membuat pembacanya berpikir, kita harus bisa membuatnya menjadi menarik dibaca hingga akhir.

      Patut dicatat bahwa di dalam menulis, yg tersulit adl memulai dan mengakhirinya. Diperlukan latihan untuk bisa membuatnya menjadi sebuah tulisan yg singkat, padat, berisi, dan menarik untuk dibaca serta memberikan bnyk arti dan manfaat. Kita harus bisa berjiwa besar dan mengendalikan diri juga.

      Semoga bermanfaat.

Leave a comment